Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sepucuk Terima Kasih dari 'P'

https://ikhlasdariku.files.wordpress.com/2010/05/study-jum.jpg
Sumber
Saat Kuroko baru pulang dari sekolah, ia melihat secarik kertas di atas meja belajar, dahinya mengernyit ketika membuka isinya,
***
Hai, bagaimana kabarmu? Kuharap kau baik-baik saja. Semoga keadaanmu seceria saat kita bersama dulu.

Apa kau ingat siapa aku, atau kau sudah lupa? Kuyakin banyak benda sepertiku yang sudah kau pakai, dan sangat kecil kemungkinan kau ingat siapa aku.

Tapi, kalaupun kau tidak ingat, aku akan selalu ingat, bahkan walau sudah lama sekali, aku masih ingat.

Kau ingat siapa yang menemanimu saat membuat puisi cinta pada Sakura, ah, maaf aku mengungkit soalnya lagi. Atau, saat kau membuat konsep karya ilmiah tentang baterai kulit pisang, kau menang kan waktu itu, selamat ya. Dan apa kau ingat, siapa yang ikut menjawab soal OSP di Asrama Haji waktu itu, walaupun kau tidak menang, setidaknya kau bisa tertawa di sana :)

Kau masih bingung siapa aku? Baguslah kalau begitu, kau tidak perlu ingat siapa aku.

Aku di sini cuma mau bilang terima kasih padamu, terima kasih atas semuanya. Kau memperlakukanku dengan sangat baik, teman-temanku di sini mengatakan mereka tidak pernah dirawat sebaik aku. Selalu ditempatkan di tempat bagus, tidak pernah terinjak-injak, bahkan selalu rapi, waktu itu aku yakin aku sangat spesial bagimu, dan aku tidak ingin kehilanganmu. Tiap hari aku selalu berdoa kepada Tuhan agar tidak dipisahkan padamu, bahkan ketika aku mulai terbatuk-batuk atau bahkan seluruh isiku terkuras habis, aku tetap ingin bersamamu, setidaknya ragaku bisa bersamamu walaupun tidak lagi bisa membantumu.

Tapi, hari itu, tiba-tiba aku terbangun di tempat ini. Gelap dan bau. Aku tidak tau berada dimana. Aku mencarimu kemana-mana, tapi tidak ketemu, aku kehilangan dirimu. Aku kehilangan orang satu-satunya yang merawat dan memanjakanku, tempat dimana aku merasa lebih dari sekedar diriku.

Aku sudah tau semuanya tentangmu, mulai dari siapa kau dan bagaimana cara kau menangis, dimana tidak ada satupun yang tau rupa air matamu. Itu membuatku mengira kita tidak akan berpisah, selamanya. Tapi, aku baru sadar, setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan.

Aku yakin kau tidak setega ini membuangku. Atau, memang aku yang ke-GR-an, aku cuma sebuah alat, aku bukan siapa-siapa. Mungkin saja kau mengasuh semua benda sepertiku. Tapi, sampai sekarang aku masih berbaik sangka, mungkin waktu itu ada orang jahat yang ingin memisahkan kita.

Yah, walaupun begitu, aku tetap merasa kehilangan. Aku masih tidak bisa merelakan kalau aku tidak bisa lagi menodai kertas-kertasmu dengan penuh tinta dan kasih sayang. Dan sampai sekarang, aku masih ingin merasakan hangatnya genggaman tanganmu. Aku selalu merasa nyaman tiap kau genggam, dan aku waktu itu yakin, kalau kau juga merasa hal yang sama ketika menggenggamku, walaupun kau tidak pernah mengungkapnya, aku bisa merasakannya.

Sepertinya cuma itu yang bisa kusampaikan padamu, tidak usah mencariku dan berpikir bagaimana kertas ini bisa ada di meja belajarmu, salam untuk pulpenmu yang baru, semoga nasibnya tidak akan sama denganku.

Terima Kasih, Kuroko! :D

P
***
"Sebenarnya memang aku yang membuangmu, di tempat sampah itu, tepat saat hari menjombloku dimulai," air di mata Kuroko mulai memenuhi bendungannya selesai membaca kertas itu, "dan itu karena kau adalah pulpen hadiah ulang tahun dari mantanku," akhirnya bendungan Kuroko pecah, kertas tadi sudah remuk setelah digenggamnya sangat keras, kemudian kertas itu dibuangnya ke tempat sampah, "maaf, aku tidak ingin lagi mengingat masa laluku, termasuk kau, Prisca."
"Tulisan ini diikutsertakan dalam Best Article Blogger Energy"
Muhammad Rifqi Saifudin
Muhammad Rifqi Saifudin Abdi masyarakat yang senang menangkap momen dalam bentuk cerita. Bisa dihubungi di: - rifqimu@gmail.com - @m_rifqi_s (Instagram) - @mrifqi_s (Twitter)

16 komentar untuk "Sepucuk Terima Kasih dari 'P'"

  1. cerita ini dari sudut pandang pulpen y? Kalo menurut saya masih belum terlalu jelas antara sudut pandang pulpen atau bukan, tapi ceritanya bagus, saya suka endingnya, ternyata pulpennya habis, diganti yang baru, hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, dari pulpennya. Kurang jelasnya di bagian mana ya? Bukan habis mas, dibuang itu gegara pemberian mantan, dan dibuangnya pas setelah dia putus :P

      Hapus
  2. hmm gue kira aku disini itu orang eh pas baca rada kebawah kok kayak malah berubah wujud jadi pulpen yah. tapi pas di ending baru ketauan kalo di pulpen dari mantannya. wah keren juga yah kalo ngehadiahin pacar dengan pulpen, sayangnya gue gapunya pacar := btw salam kenal yah dari PinoBlog :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, tapi kalau dapet hadiah jangan dibuang, kasihan hadiahnya :P. Gue juga jomblo mas ._.

      Salam kenal ;)

      Hapus
  3. Kasian ih si prisca dibuang. Tapi bener sih kata komen diatas ini ceritanya pasti dari sudut pandang pulpen, kira2 ini masuk sudut pandang pertama apa ketiga?

    Mungkin maksud dari postingan ini biar kita lebih menghargai benda yg kita punya, sekecil apapun pasti berguna. Kayak si prisca tadi yg mengantarkan si kuroko sampai ke olimpiade walaupun gagal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan Prisca, pulpen yang dikasih Prisca :P. Er... sudut pandang ke...

      Yap, lebih menghargai sekecil apapun itu :)

      Hapus
  4. Prisca, aku tahu kamu kuat meskipun berpisah dengan Kuroko. Aku tahu kamu pasti bisa bertahan si tempatmu yang sekarang, meskipun itu gelap dan bau, dan tanpa Kuroko. Semoga saja kamu bisa segera berdamai dengan keadaan ya, dan bisa segera berteman dengan debu-debu yang siapa tahu memang sangat ingin menjadi temanmu. Selamat berjuang, Priska!

    ttd.
    Aku.
    Ps. Jadi terbawa suasana pengen nulia untuk Priska. Hahaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Er... itu pulpen pemberian Prisca, bukan si Prisca. Prisca itu mantannya Kuroko. Tapi, makasih suratnya :)

      Hapus
  5. Apakah ini sejenis toy story? Bedanya ini bukan mainan yang berbicara, tapi pulpen pemberian mantan Kuroko yang bernama Prisca, haha. Aku bener nggak nih? kamu cukup kreatif :) bermain sudut pandang memang seru.

    BalasHapus
  6. Gue kira lo berterima kasih sama orang, eh ternya lo berterima kasih sama pulpen, setelah begitu banyak berjasa dalam mulis sebuah cerita dan puisi.

    gue sempat terkecoh membacanya, ternyata sudut pandangnya adala pulpen. good artikel.

    BalasHapus
  7. Penggunaan sudut pandang yang keren ki. Dapet banget karakter dari si pulpen yang bicara itu. "Mungkin itu pulpen aladin?" Ahhsudahlah... :D

    Kasihan, ya. Si Kuroko harus dibuang hanya karena pemberian mantan. Harusnyakan jangan dibuang. Tapi, diletakkan pada tempatnya. Atau, digunakan sampai habis. Jika habis, kan bisa dibuang. "Sama aja...."

    Semoga Kuroko tidak mati bunuh diri. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang dibuang itu pulpen pemberian Prisca, dan yang ngebuang itu Kuroko, Pangeran :)

      Hapus
  8. pertama baca aku kira ini fan ficsion ternyata malah mirip toy story.. :D

    Udah dapat banget karakter pulpen yang merasa kehilangan dan tergantikan tapi dia tetap tegar. keren. lanjutkan bro..

    BalasHapus
  9. Keren. Twistnya juara! Kalo kata Om Indro, kompor gas!

    BalasHapus
  10. Foto Priscanya ada ngga? Atau ini fiksi? :D

    BalasHapus
  11. "Salam untuk bulpen-mu, supaya tidak bernasib sama denganku" :)
    Disamain sama bulpen? :D
    Bulpen bakalan abis pada waktunya. Belum abis pun bakalan bisa mati di tengah jalan...

    BalasHapus