Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Waktunya Masuk

Sejak paham dengan arti kata “wartawan”, aku menetapkan itu sebagai salah satu cita-cita. Menulis adalah duniaku. Bayangkan, apalagi yang lebih menyenangkan daripada sibuk berproduktif di dunia sendiri. Saat SMP tidak ada ekstrakurikuler terkait dengan tulis menulis, untungnya di SMA ada Mading yang bisa kuikuti untuk membawa duniaku ke sekolah.

2009, entah bisikan dari mana aku mengambil novel berjudul “Negeri 5 Menara” di Gramedia. Sejak mengetahui Ahmad Fuadi, penulis novel tersebut adalah seorang jurnalis media massa internasional, aku makin mantap dengan cita-cita sebagai wartawan atau jurnalis. Ketika membaca “Ranah 3 Warna”, buku kedua dari Trilogi Negeri 5 Menara, apalagi setelah menuntaskan trilogi tersebut dengan membaca “Rantau 1 Muara”, aku punya target baru setelah lulus SMA, bergabung dengan Lembaga Pers Mahasiswa dan menjadi jurnalis di sana.

2016, aku terdaftar sebagai peserta Magang #19 Media Center Politeknik Keuangan Negara STAN (PKN STAN). Ini langkah awal untuk mencapai target. Di Magang ini aku jadi lebih tau tentang Lembaga Pers Mahasiswa, terutama di PKN STAN. Ternyata Pers Mahasiswa di PKN STAN tidak hanya jurnalis, walaupun memang semuanya menulis. Tapi, targetku tetap sama, masuk untuk menulis dan menjadi jurnalis.

2017, tepatnya Minggu, 12 Maret 2017, setelah melalui serangkaian kegiatan magang, akhirnya aku resmi menjadi Mabeng (Mahasiswa Bengkel) – sebutan bagi anggota Media Center – angkatan ke-19 atau Mabeng #19. Ini baru sampai di depan pintu, setelah ini aku akan membuka dan bersiap berkutat di dalamnya. Apapun yang ada di dalam akan kunikmati karena ini adalah target dan jalan menuju cita-citaku.

Terima kasih buat kakak Mabeng #18 dan #17 yang sudah membuat kami menjadi lebih paham tentang Media Center di Magang ini. Buat teman-teman Magang #19, sekarang kita sudah menjadi Mabeng #19, ayo sama-sama lanjutkan menjalankan Media Center bareng kakak-kakak Mabeng sebelumnya. Media Center, Mencerdaskan dan Mencerahkan!

Aku belum mencapai target, ini baru pintu untuk menggapainya. Ini jalan yang tepat untuk cita-citaku, aku yakin itu. Jadi, waktunya masuk. Bismillah,
Muhammad Rifqi Saifudin
Muhammad Rifqi Saifudin Abdi masyarakat yang senang menangkap momen dalam bentuk cerita. Bisa dihubungi di: - rifqimu@gmail.com - @m_rifqi_s (Instagram) - @mrifqi_s (Twitter)

4 komentar untuk "Waktunya Masuk"

  1. Wih keren kang, Semangat semangat yaa hehe...

    BalasHapus
  2. Langkah pertama untuk mewujudkan impian adalah...mempunyai impian. Langkah keduanya adalah menyusun rencana dan tahap-tahap yang harus dilakukan untuk mewujudkan impian tersebut. Langkah ketiga adalah mewujudkan rencana-rencana tersebut. So, sekarang kamu udah sampai tahap ketiga, selamat ya. Tinggal melangkah saja, selangkah demi selangkah untuk mewujudkan impianmu.

    BalasHapus
  3. good luck.. :)
    semoga cita-cita kamu bisa tercapai ya..

    BalasHapus
  4. Dulu aku ga sempet baca negrei lima menara ta[i langsung ke ranah 3 warna soalnya udah keburu nonton filmnya :)

    btw, aku jadi keingetan pengalaman pertama kenapa aku suka nulis yaitu pas aku baca curhatan di salah satu buku catatan, ternyata seru juga . yaudah aku lanjut nulis aja ampe sekarang wk .

    Btw, selamat ya udeh masuk ke bengkel, moga pintu cita-cita lo makin terbuka lebar :_)

    BalasHapus