Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bayar dan Rapikan

Parma, itulah biasanya mahasiswa PKN STAN menyebut kantin. Sebenarnya Parma adalah singkatan dari Parkiran Mahasiswa, tapi karena memang kantin terletak di sebelahnya sehingga jadilah sebutan Parma untuk kantin.

Jujur, walaupun terdapat bermacam makanan, kantin di PKN STAN masih jauh dari kata layak. Tempat yang terlalu sempit sehingga tiap jam makan siang selalu kelebihan kapasitas, akhirnya banyak mahasiswa yang tidak jadi makan di Parma karena tidak dapat tempat duduk.

Masalah lainnya adalah kebersihan. Banyaknya ayam kampus, juga kucing kampus sering menjadi pengganggu kekhusyukan ketika menyantap makanan. Ditambah dengan sampah bekas makanan yang ditinggalkan begitu saja.

Sebenarnya, budaya setelah makan di tempat makan lah yang membuat kebersihan Parma bermasalah. Coba diingat lagi, ada berapa orang yang meninggalkan meja dengan keadaan bersih setelah makan di restoran cepat saji ataupun warteg?

Kan ada petugas yang membersihkan, kalau kita membersihkan diri, mereka digaji buat apa?

Pola pikir macam itu dibawa terus tiap kita makan, di manapun itu, termasuk ketika makan di Parma. Padahal, kita datang ke tempat makan dalam keadaan bersih, seharusnya kita meninggalkannya dengan keadaan bersih kan?

Apa susahnya membereskan peralatan makan sesudah selesai makan, toh ketika di kos kita juga membersihkan peralatan makan sendiri. Ketika makan di luar, kita cuma harus merapikan, tidak sampai mencuci piring, kok. Juga, tisu di tempat makan bukan hanya untuk membersihkan tangan dan mulut, butiran nasi atau bekas apapun yang tercecer di meja makan sebenarnya tanggung jawab kita.

Banyak tempat sampah bertebaran di sekitaran Parma, botol minum dan wadah makan sekali pakai bisa langsung kita buat di situ. Untuk piring dan gelas, kalau memang penjual menolak ketika kita bawa langsung ke tempat mereka, rapikan saja di satu tempat. Mungkin masih kelihatan kotor, tapi paling tidak lebih bersih daripada ketika kita tinggalkan begitu saja.

Jadi, selesai makan, dua yang harus kita lakukan. Bayar dan rapikan. Tata tempat makan yang kotor di satu tempat, buang sampah wadah sekali pakai, bersihkan meja dari sisa makanan.

*Postingan ini terinspirasi dari :

Muhammad Rifqi Saifudin
Muhammad Rifqi Saifudin Abdi masyarakat yang senang menangkap momen dalam bentuk cerita. Bisa dihubungi di: - rifqimu@gmail.com - @m_rifqi_s (Instagram) - @mrifqi_s (Twitter)

8 komentar untuk "Bayar dan Rapikan"

  1. iya kak, aku juga sering memperhatikan beberapa org yg setelah makan di rumah makan mereka tidak membersihkan bekas makanannya.

    piring, tisu bekas, gelas, tidak ditumpuk jadi satu sehingga terlihat kumuh. padahal tidak ada salahnya menumpuk jadi satu sehingga memudahkan petugas yg mau membersihkan mejanya.

    BalasHapus
  2. Seenggaknya meja gak berserakan. Itu juga mencerminkan kepribadian kita. Kalo masalah piring gak papa itu tanggung jawab yang kerja yang penting kebersihan meja itu harus tetap terjaga. Semoga aja orang Indonesia lebih sadar terhadap kebersihan.

    BalasHapus
  3. Semoga yg belum paham arti pentingnya kebersihan akan mengerti, kalau sampah yg mereka tinggalkan sebenarnya merepotkan orang lain.

    BalasHapus
  4. Semua sampah makana yang kita makan adalah tangung jawab kita
    sendiri, bener banget mas.. itu ayam kampus suka banget ya ganggu :D

    BalasHapus
  5. wah kamu kok menulis postingan tentang aku sih mas, kan biasanya kalau habis makan aku selalu merapikan tempat makanan dan bayar juga hahaha.

    entah makan di warung atau di rumah, kalau di warung aku bantu mengelap meja pakai tisu, kalau di rumah aku kadang nyuciin piring bekas makanku.

    BalasHapus
  6. Gemessss sama orang yang habis makan terus nyelonong gak buang sampah, atau abis make sesatu tapi ga dirapikan
    ya emang sih ada petugas kebersihan, tapi ga gitu juga kaliiiiiii

    BalasHapus
  7. Ya begitulah fenomena di masyrakat kita. Ya, untuk kita yang udah tau mari mencontohkan aja dulu dan bergoa semoga mereka cepat sadar. :)

    BalasHapus
  8. Mungkin mahasiswanya kebiasaan makan di mekdi, abis makan ditinggal gitu aja trus ada yg bersihin. Kesadaran masyarakat sama sampahnya sendiri masih kurang banget deh

    BalasHapus