Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PKN STAN Goes To Village - Hari Pertama

Salah satu program baru dari Politeknik Keuangan Negara STAN (PKN STAN) pada tahun ini adalah mengadakan kegiatan yang dinamakan PKN STAN Goes to Village. Program ini merupakan bagian integral dari kegiatan kuliah dan kerja lapangan yang mengintegrasikan ketiga aspek Tridarma Perguruan Tinggi sebagai respon atas perubahan paradigma pembangunan (development) menjadi pemberdayaan (empowerment). Dinamakan seperti ini karena inti kegiatan adalah pada pengelolaan keuangan terhadap dana desa. Ini juga merupakan wujud respons terhadap implementasi Nawacita Presiden Joko Widodo pada butir ketiga, yakni “membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”.

PKN STAN Goes to Village menerjunkan lebih dari 1600 mahasiswa ke 279 desa di tiga kabupaten, yaitu kabupaten Bogor, Tangerang, dan Lebak. Aku masuk dalam kelompok 17 bersama Mas Wing sebagai ketua, Mas Ivan, Cindy, Dwi, dan Hesty. Kelompok kami dinamakan Seventeen Group berdasarkan nama grup Whatsapp. Namanya biasa aja? Memang. Tapi kenangannya yang tidak biasa. Seventeen Group diterjunkan di desa Talaga Sari kecamatan Cikupa kabupaten Tangerang.

Sebelum diberangkatkan ke desa masing-masing, pada hari Senin tanggal 19 Februari 2018 diadakan apel yang dihadiri Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) yaitu Drs. Astera Primanto Bhakti, M.Tax. Setelah beliau menyampaikan sambutan, mahasiswa diberangkatkan menggunakan bis sesuai kloter masing-masing. Bisku berangkat sekitar pukul 08.46 WIB dan sampai di depan Kantor Kecamatan Cikupa sekitar pukul 10.16 WIB.

Di kantor kami disambut oleh Camat Cikupa. Beliau menyampaikan sambutan sekaligus memperkenalan Kepala Desa (Kades) dari 12 desa yang akan PKN STAN datangi untuk lima hari ke depan. Desa Talaga Sari dihadiri oleh Sekdes (Sekretaris Desa) dan beliau juga yang mengantarkan kami, kecuali Mas Wing dan Mas Ivan yang memakai sepeda motor, menggunakan mobil beliau ke Kantor Desa Talaga Sari. Sebelum ke kantor desa, kami diajak makan di rumah makan padang.
Saat sampai di Kantor Desa, Asnawi selaku Kades menyambut kami. Sempat tertahan cukup lama di ruangan Kades karena belum mendapatkan tempat kami menginap selama kegiatan PKN STAN Goes to Village. Akhirnya setelah berdiskusi, Cindy dan Hesty tidur di tempat ketua RT dan sisanya, para cowok, dipinjamkan ruangan Posyandu yang ada di depan kantor Desa.

Belum ada kegiatan dengan perangkat desa di hari pertama. Setelah mendapatkan kepastian tentang tempat tidur, kami berkumpul di Posyandu. Selain sebagai tempat tidur para cowok, Posyandu juga menjadi markas Seventeen Group.

Satu hal yang menarik di hari pertama ketika mencari makan malam. Sempat berdebat ingin makan apa akhirnya kami memilih delivery menggunakan jasa transportasi online. Karena beberapa kendala, makanan baru sampai satu setengah jam setelah memesan. Ternyata menunggu itu melelahkan, apalagi dalam kondisi lapar.

Ini baru hari pertama, masih banyak hal yang terjadi di empat hari selanjutnya. Tunggu di postingan selanjutnya.
Muhammad Rifqi Saifudin
Muhammad Rifqi Saifudin Abdi masyarakat yang senang menangkap momen dalam bentuk cerita. Bisa dihubungi di: - rifqimu@gmail.com - @m_rifqi_s (Instagram) - @mrifqi_s (Twitter)

8 komentar untuk "PKN STAN Goes To Village - Hari Pertama"

  1. Pkn hari pertama emang gitu. Masih nganggur dari kegiatan. Nanti udah mau akhir-akhir. Haha mau duduk aja susah :(

    BalasHapus
  2. Khalil ketinggalan di bis nih keknya

    BalasHapus
  3. oh programnya di desa2 di 3 kabupaten ya.
    Masih bisa pesen makanan onlen, nggak desa2 amat tuh.
    jalanin aja pasti nanti ada cerita seru sama teman2 sekelompok.

    BalasHapus
  4. Ini KKN nya masih enak, bisa nge Go-Food hahah. Gue dulu listrik aja gak ada, buang air harus di sungai itupun pas gelap, kalo pas siang maluuu. hahah

    BalasHapus
  5. Masih mending ini mah, PKNnya serba mudah.
    CUma nunggu makan 1.5 jam doangmah ga ada apa apanya kak.
    dulu aku dkirim ke kampung pedalaman, tepatnya di bawah kaki gunung salak.
    Pokoknya sedih banget kalo diceritainmah :(

    BalasHapus