Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tidak Ada Hari Sial, Kau yang Membuatnya!

Pernah gak sih ngerasain yang namanya Bad Day atau Hari Sial? Pernah? Silahkan lanjutkan baca, kalau belum, ya dipernah-pernahin aja. Pokoknya baca aja dulu penah atau gak pernah :P

Sebelumnya, aku mau ngasih cerpen dulu, baca ya :P


            BYUR!!!
            Tetes demi tetes air yang bergabung begitu banyak di dalam ember tiba-tiba ditumpahkan seorang ibu kepada anaknya tepat di mukanya ketika rohnya masih berkeliaran di alam mimpi. Roh sang anak sontak langsung kembali ketika air yang begitu dingin membasahi jasadnya, bahkan saking terkejutnya, si anak terloncat dari tempat tidur dan jatuh ke lantai. Dan yang lebih buruk, anak itu adalah aku.
            “Aduh…” aku meringis kesakitan saat tubuhnya terhempas ke lantai, sesaat kemudian aku menggigil akibat reaksi air dingin yang langsung bersentuhan dengan kulitku. Brrr…
            “Cepat pakai baju,” perintah ibuku sambil melempar seragam sekolah ke arahku, padahal waktu itu badanku masih basah kuyup, alhasil seragamku juga agak basah, “Jangan bengong, sudah hampir terlambat kau itu,”
            Kulihat jam, OMG! Sudah jam 7, ini bukan hampir lagi, memang sudah terlambat! Akibat begadang bermain game kemarin, aku jadi kesiangan. Aku langsung memakai seragamku, memakai celana, kuambil tasku dan langsung berlari ke garasi, kuambil sepeda dan langsung aku memakai gigi turbo ke sekolah. Di tengah jalan tiba-tiba ada kucing yang ingin melintas, tanganku spontan menggapai rem dan akibat rem mendadak, sepedaku tiba-tiba oleng, kucing memang berhasil kuhindari tapi akhirnya malah selokan yang kudapat, bajuku basah kuyup karena air got. Terdengar dari kejauhan bunyi bel sekolah, aku yang sudah tau bakal terlambat tidak memikirkan lagi bajuku yang basah, kembali kuraih sepedaku, sialnya saat kucoba mengayuh,
            DUK!
            Ternyata rantainya lepas dan kakiku terpeleset saat menginjak pedal, aku tersungkur dan badanku menghantam sepeda. Akhirnya kutinggalkan sepeda dan berlari ke sekolah, sepanjang jalan orang-orang terus memperhatikan anak dengan seragam basah kuyup dan berbau tidak sedap, aku tidak memperhatikan mereka dan terus berlari.
            “Maaf, Nak, bel sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu, kamu gak boleh masuk,” saat sudah sampai di depan gerbang pak Satpam malah menghalangi.
            “Ayolah, Pak, bolehin aku masuk, kali ini aja,” pintaku dengan muka memelas. Pak satpam tetap bersikeras tidak mau membuka gerbang.
            Akhirnya dengan terpaksa aku pulang ke rumah, lagi-lagi sepanjang jalan orang memperhatikanku, aku yang kali ini tidak bisa lari cuma bisa menerima nasib saja. Tiba-tiba aku melihat ada pemulung yang membawa sebuah alat transportasi, dari bentuk itu seperti sepeda, dan sepertinya aku kenal dengan sepeda itu. Setelah kuingat-ingat sebentar,
            “Woy… itu sepeda gue!!!” aku langsung mengejar pemulung yang membawa sepeda itu, aku baru ingat tadi meninggalkan sepedaku di tengah jalan, dan pemulung itu membawa sepedaku. Melihat aku mengejarnya, pemulung tadi mempercepat membawa gerobaknya, aku yang sudah capek lari akhirnya tidak bisa mengejar.
            Ah, relakan saja sepeda butut itu, pikirku. Setelah itu aku berhenti mengejarnya dan pulang ke rumah, “Masuk got, tidak masuk sekolah, sepeda hilang, adakah yang lebih sial dari ini?”
            Sesampainya di rumah, “Kok gak ada orang?” rumah terlihat sepi, kulihat ada note di depan pintu, bunyinya,
            “Nak, ibu dan ayah mau pergi, kayaknya baru pulang besok, jadi, kamu nanti ke rumah om ya, nanti om jemput kamu kok.” – Mama
            “DASAR HARI SIAL!” teriakku
 Nah, apa kamu berpikiran sama kayak si tokoh 'aku'? Berpikiran bahwa itu adalah hari sialnya? Kalau aku sih enggak. Kenapa? Ya karena dia sendiri yang buat hari sial itu :P

Maksudnya? Hahaha, hari sialnya itu berawal gegara dia bangun kesiangan kan. Nah, yang buat dia bangun kesiangan siapa, dia sendiri kan? Udah tau besok sekolah siapa suruh malamnya begadang main game? Andai saja tidak begadang, pasti bakal bangun pagi, bisa santai berangkat ke sekolah dan gak akan terlambat :)

Makanya, hari sial itu gak ada, kalian sendiri yang bikin hari kalian jadi sial!

Pikirkan hal positif maka hari kalian akan jadi positif, kalau kalian memikirkan hal negatif, siap-siap saja menjalani hari sial :)
Muhammad Rifqi Saifudin
Muhammad Rifqi Saifudin Abdi masyarakat yang senang menangkap momen dalam bentuk cerita. Bisa dihubungi di: - rifqimu@gmail.com - @m_rifqi_s (Instagram) - @mrifqi_s (Twitter)

18 komentar untuk "Tidak Ada Hari Sial, Kau yang Membuatnya!"

  1. Gak ada asap jika tidak ada api ya..hahahha.... btw cerpennya apik

    BalasHapus
  2. Memang gitu, sih. Karena sial emang dari kita, bukan dari orang lain.

    BalasHapus
  3. Hahaha bener2 sial. Dan gue juga pernah ngalamin sial yang hampir serupa.

    BalasHapus
  4. gue pernah sih, sering bahkan.. biasanya abis liat bokep. kalau liat bokep tuh biasanya nggak fokus sama yang lain, dan tiba-tiba kesialan pun datang.. hahaha

    BalasHapus
  5. nah setuju banget nih sama postingannya, aku kurang setuju kalo ada orang yg mengatakan "hari sial" padahal semua hari itu baik hanya saja tergantung dari kita sendiri bagaimana membuat hari itu menjadi lebih baik atau menjadi buruk.

    BalasHapus
  6. Setuju, tapi kadang bro misal hari ini ngerasa besok bakal bete, kok besoknya beneran bete ya? Mungkin karena kepikiran terus jadi ya, kejadian deh. Btw itu ada typo, harusnya pernah, bukan penah kurang r :D

    BalasHapus
  7. Tuh kan tahu.. gue setuju banget, emang gak ada hari sial... apalagi kita juga gak dibolehin mengumpat hari... apapun itu pasti ada hikmahnya. Jadi, ambil pelajaran saja n tetep keep Positif Thinking. Nice Post^^

    BalasHapus