Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aku Memang Bodoh

Lelaki berbaju pengantin itu sudah berada di sisi lain jembatan, di belakang batas pengamannya. Di kejauhan terlihat perempuan dengan gaun pengantin berlari dengan susah payah ke atas jembatan, ya, dia adalah pasangan lelaki itu, namanya Prisca. Di belakang Prisca, banyak rombongan mengikuti, termasuk orangtua dan teman-teman pasangan itu. Prisca terus meneriaki pemuda itu, menyuruhnya jangan terjun, dia terus berteriak, "Kuroko, jangan tinggalkan aku!"

Ya, memang akulah yang ingin terjun, tapi ini bukan kehendakku. Setan sudah menguasai tubuhku, dan itu semua... salahku. Tubuhku diberhentikan tepat di titian terakhir jembatan, membiarkanku mengingat lagi kejadian waktu itu.
***
Tangannya serasa panas, bahkan hatiku rasanya tidak karuan saat kami bersalaman, "Sepakat," katanya bergetar menahan rasa aneh, seperti disiksa tapi padahal hanya bersalaman, cepat-cepat kulepas tanganku sesudah mengucapkan kata itu.

"Kau yakin dengan keputusanmu," kata makhluk merah darah berapi itu, "kau yakin tidak menyesal?"

"Tidak, memang ini yang kuinginkan dari dulu," kataku sambil menggalang.

"Dan dengan imbalannya," katanya sambil menjilat cairan merah di tangannya, entah kenapa tangan kananku serasa nyeri sehabis melihat perlakuannya. Aku baru sadar ternyata tanganku mengeluarkan cairan yang sama, dia tertawa melihat aku yang kaget, "kau siap dengan semuanya?"

"Ya, karena tanpanya aku mati," kukepal tangan kananku, darah merembes dibalik kepalanku, "dan imbalan ini pantas."
***
 "Jadi," tetiba aku sudah berada di ruangan serba putih, kudengar suara yang pernah kudengar sebelumnya dari belakangku, "kau menyesal?"

"Ya," jawabku singkat. Aku tau siapa itu. Tapi, betapa terkejutnya aku ketika badanku berbalik melihat rupanya.

Dia tertawa melihat keterkejutanku, "Tak seperti yang kau ingin lihat," dia mendekatiku, "ya kan, Kuroko?"

Aku mengangguk. Kukira setan itu yang mendatangiku, ternyata sosok serba putih, dengan aura menenangkan, "Kau siapa?"

"Aku yang waktu itu," dia sudah berada sangat dekat denganku, "Tuhan yang menyuruhku berubah untuk mengelabui dan membuatmu terperangkap dalam jeratku."

"Untuk apa?"

"Untuk tau seberapa bodohnya kau," jawabnya, aku terkejut, "dan ternyata, kau memang bod...," sebuah pukulan mendarat di mukanya. Dan seketika itu, bekas pukulan berubah menjadi merah, terlihat kulit yang kulihat dulu. Beberapa saat kemudian, dia menatapku, suasana berubah mencekam, semuanya menjadi merah, dan dia, sudah berubah menjadi setan, "kau ...," dia menunjukku dan mendekatiku. Aku langsung berlari menghindarinya, ketika dia mengejar tetiba aku kembali ke jembatan, badanku masih tidak bisa kugerakkan. Terdengar Prisca dan yang lain sudah sangat dekat.

Saat Prisca mau menarik bajuku, "Selamat tinggal," mulut dan tenggorokanku bergerak sendiri, kemudian aku terjun bebas. Prisca berteriak sangat kencang

"Aku memang bodoh," gumamku dalam hati. Dan badanku tercerai berai di lautan.
***
"Akhirnya bangun juga kau," aku terbangun dengan basah kuyup, mataku menyesuaikan cahaya. Aku terkejut saat melihat muka orang yang mengguyurku dengan air, dia menutup mulutku dengan telunjuknya, "jangan bilang aku di sini."

"Pris, pris, Prisca," aku tidak percaya dia di sini, "kau kenapa di sini?"

"Jangan khawatir, Tuhan memberimu kesempatan kedua," katanya sambil tersenyum, dia mendekatiku, aku kaget, mulutnya sudah sangat dekat denganku, aku semakin mundur, mundur, mundur, dan akhirnya,
***
Badanku jatuh dari kasur disertai bunyi gedebuk keras, aku meringis kesakitan, "Apa ini masih mimpi?" tanyaku dalam hati sambil mengusap badanku.

Pintu terbuka, "Kau jatuh lagi?" tanya ibu. Aku mengangguk, "kau nanti keseringan jatuh gegar otak, nih," ibuku melempar kunci motor padaku.

Aku menangkapnya, "Apa ini, Bu?" tanyaku.

"Itu si Prisca di luar nungguin, katanya kalian mau kerja kelompok," PLAK! Aku menampar pipiku sendiri, ternyata sakit. Ibuku geleng-geleng kepala melihat kelakuanku, "dasar anak muda, ayo cepat, keburu Prisca berangkat tuh!"

Aku langsung berganti baju, memakai pomade dan parfum AXE, untung gak ada bidadari yang jatuh. Prisca, aku datang!
Muhammad Rifqi Saifudin
Muhammad Rifqi Saifudin Abdi masyarakat yang senang menangkap momen dalam bentuk cerita. Bisa dihubungi di: - rifqimu@gmail.com - @m_rifqi_s (Instagram) - @mrifqi_s (Twitter)

8 komentar untuk "Aku Memang Bodoh"

  1. keren ceritanya, endingnya tak terduga, ternyata dia masih sekolah. Gue pernah pake parfum AXE, baunya aneh kalo menurut gue.

    BalasHapus
  2. Cukup menginspirasi bro, bahwa putus asa bukanlah jalan yang terbaik dalam hidup. Ada cahaya di sana, sekecil apapun, kalau kamu bisa berusaha meraihnya, kamu akan menemukan kebahagiaanmu!

    Keren, aku dong nggak jago bikin fiksi. Jadi ngiri kalo ada temen yang jago fiksi. :)

    BalasHapus
  3. We,, ceritanya bagus nih. Tapi aku mesti baca 2 kali baru paham maknanya. Kurang sadis tapi sayang cuma mimpi

    Jadi si kuroko itu ada perjanjian dengan setan apa gimana?

    BalasHapus
  4. Awal-awalan serius dan menikmati banget ceritanya. Pertama nyangkanya cerita horor. Keren gitu ceritanya, kayak ngebayar sesuatu sama setan dengan nyawa demi memiliki sang cewek, tapi ternyata bayarannya itu nyawa. Agak serem sih, tapi keren.

    Endingnya enggak nyangka banget, nggak sampe mikir ternyata semuanya itu cuma ngimpi. Sumpah nggak nyangka, soalnya ceritanya itu kayak beneran fiksi dan sengaja dibuat fikis. Eh ternyata malah ngimpi, aku ketipu.

    BalasHapus
  5. Mantap nih alurnya, ceritanya mengalir begitu aja. Eh nggak taunya pembaca dikejutkan sama MIMPI... Huff

    BalasHapus
  6. Kenapa harus nyebut merk parfum, Woooiii! -_-

    BalasHapus