Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pentakel 2017

Teater Alir PKN STAN
Pentakel, pentas kenal alir, adalah agenda tahunan dari Teater Alir PKN STAN. Pentas ini diselenggarakan oleh anggota baru Alir dan tahun ini kembali dipentaskan Pentakel 2017. Pentas kali ini diadakan pada hari Sabtu, 8 April 2017 di Student Center (SC) PKN STAN. Karena ini tahun pertamaku di PKN STAN, pemeran yang ada di Pentakel kali ini juga beberapa kukenal bahkan ada yang berasal dari kelasku.

Pentakel 2017 menampilkan tiga naskah, Ayahku Pulang, Orang Asing, dan Pispot. Di pergantian naskah diselingi pembacaan puisi Jante Arkidam karya Ajip Rosidi dan Aku karya Chairil Anwar.

Naskah pertama, Ayahku Pulang, berkisah tentang keluarga yang ditinggalkan sang ayah sejak lama. Ibu dan anak-anaknya harus bahu-membahu banting tulang demi kebutuhan keluarga. Ibu dengan sabar menunggu pasangannya datang walau nyatanya lebih sering bersedih karena ditinggal. Anak tertua, Sunarti, tidak lagi peduli dengan ayahnya. kebencian karena ditinggal ditambah masa kecil yang kelam membuatnya menganggap ayah sudah mati 20 tahun lalu, ketika dia pergi meninggalkan keluarga ini. Ketika ayah mereka kembali dengan mengiba, Sunarti melakukan sesuatu yang di akhir dia sesali. Bagiku, Ayahku Pulang ini ingin menunjukkan kegelisahan seorang yang ditinggal begitu lama oleh orang yang di lubuk hatinya terselip sedikit cinta tapi tertutup karena pukulan dan tendangan. Saat orang itu kembali, demi mengeluarkan kembali cintanya, dia harus meluapkan semua pukulan dan tendangan yang diterimanya.

Naskah kedua adalah Orang Asing. Naskah ini menceritakan seseorang – sebut saja orang asing – yang menawarkan ‘harapan’ dan ‘masa depan’ kepada seorang lurah. Karena tergoda dengan tawaran menggiurkan, lurah pun mengiyakan aset, anak-anak di kelurahan itu, digadaikan. Didukung oleh guru dan para orangtua murid, modin yang nyatanya benar tidak bisa menyelamatkan aset karena hanya sendirian. Bahkan kesuciannya pun akhirnya ternodai. Bukan karena dirinya salah, tapi karena tidak yang mempercayai kebenarannya. Keserakahan penguasa membuatnya rela menjual apa saja yang di bawah wewenangnya. Harta berkilau di depan mata pun membuatnya buta dengan kesucian. Dan rakyat jelata yang tak tau apa-apa mengiyakan saja apa titahnya. Bagiku, itu yang ada di naskah Orang Asing.

Naskah pertama seriusnya sangat kerasa, kesedihan dan kekesalan berhasil mengaduk emosi. Di naskah kedua suasana mulai agak cair, di tengah kritik diselipkan komedi yang bikin tidak bosan. Naskah ketiga, Pispot, (diharapkan) menjadi puncak dari komedi. Dengan masalah sederhana, seorang pemuda yang mencuri kalung ibu di pasar tapi ketika dilakukan pembuktian, dia bisa mengelak dan tidak terbukti bersalah. Sempat bingung di awal sampai tengah, untungnya tengah ke akhir berhasil membawa tawa menguar lagi di SC. Kalau memang Pispot dimaksudkan untuk komedi, bagiku Orang Asing lebih lucu.

Tiga naskah yang mampu dibawakan secara luar biasa oleh teman-teman Alir 2017. Bangga rasanya punya teman-teman yang mampu memberikan penampilan yang luar biasa. Ketika selesai pentas juga terlihat sekali bagaimana rasa kekeluargaan yang begitu lekat bukan hanya sesame pementas tapi juga senior Setidaknya itu dari sudut pandang orang awam yang tidak berada di dalam keluarga itu. Sukses terus untuk Teater Alir PKN STAN. Ditunggu mahakarya lainnya.
Muhammad Rifqi Saifudin
Muhammad Rifqi Saifudin Abdi masyarakat yang senang menangkap momen dalam bentuk cerita. Bisa dihubungi di: - rifqimu@gmail.com - @m_rifqi_s (Instagram) - @mrifqi_s (Twitter)

5 komentar untuk "Pentakel 2017"

  1. Sukses terus buat teater Alir PKN STAN. Kalo bisa bawakan cerita yang baru yang original. Angkat fenomena2 yang ada dengan cerdas dan menghibur. Sukses terus ya

    BalasHapus
  2. Gue tau teater sekedar namanya doang, waktu kuliah tugas drama gue main drama sama anak kelas. Emang beda aih drama sama teater tapi kayaknya kesamaan ada oada bermain perannya yah dan harus ngapalin dialig gitu. Hehe

    Sukses teaternya ki.

    BalasHapus
  3. Wah kayaknya menarik banget tuh, penasaran sama yang Ayahku Pulang, seandainya bisa nonton deh..

    BalasHapus
  4. bca ulasan singkatmu ini jadi pengen baca naskah sastra yang maknanya itu dalam deh...

    BalasHapus
  5. sampai wayah ini kd suah meliat teater :D

    asik pinanya rami tu kisahnya yang ayahnya blk ditampari lawan disepaki
    tulis kah jua sekalian kyai :D

    BalasHapus