Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Seminar Kepemudaan : Hero of Hopes

Minggu, 21 Mei 2017. Di hari itu, tepatnya pada malam hari, ada dua acara yang digelar (hampir) bersamaan di Politeknik Keuangan Negara STAN (PKN STAN), Closing Taxer Games dan Seminar Kepemudaan dari Bambu Pelangi. Sempat mikir juga mau ikut yang mana, tapi karena ditunjuk jadi perwakilan Aksara (Aktualisasi Seni dan Sastra) untuk Seminar, akhirnya aku memilih Seminar.

Seminar Kepemudaan yang mengusung tema "Hero of Hopes" ini dilaksanakan di Gedung G PKN STAN. "Mahasiswa harus menjadi pahlawan," begitu yang dikatakan Sovwatu Nada selaku Koordinator Pelaksana seminar ini. Budi Setiawan yang merupakan perwakilan dari PKN STAN mengatakan bahwa kebaikan itu bagaikan virus, ketika kita melakukan kebaikan pada seseorang, maka orang tersebut akan melakukan kebaikan lagi kepada orang lain, dan itu akan berlangsung terus menerus.

Seminar ini mengusung tagline "Rising by Lifting Others", karena seperti yang dikatakan Budi di atas bahwa kebaikan itu virus, jadi ketika kita berbuat baik pada orang, akan ada lagi kebaikan-kebaikan yang muncul. Bambu Pelangi sendiri - yang menggelar acara ini - adalah komunitas relawan pengajar dari PKN STAN. Komunitas ini mengajar anak-anak yang ada di Lapak Pemulung Sarmili. Sarmili sendiri adalah daerah yang berada di sekitar lingkungan PKN STAN.

Seminar ini dibuka dengan penampilan dari Teater Alir, komunitas teater dari PKN STAN yang menceritakan tentang Umar Bakri, seorang guru yang rela mengajar anak-anak desa, tanpa dibayar, demi mewujudkan cita-cita mereka. Karena beliau tidak bisa memberikan apa-apa selain harapan.


Setelah penampilan teater langsung dilanjutkan dengan seminar. Dipandu oleh Destiny Wulandari, mahasiswa PKN STAN yang pernah menjadi Mahasiswa Berprestasi. Pembicara pertama adalah Jaya Setiawan Gulo, alumni PKN STAN dan merupakan pendiri dari The School Project serta First President Indonesia-Netherlands Society. Di awal Gulo menjelaskan tentang perjalanan hidupnya. Dimulai dari Gulo kecil yang sangat suka bermain. Ketika kelas 4 SD semester dua, pandangan hidupnya berubah. Dari yang peringkat 28 dari 32 orang di kelas 4 menjadi peringkat 23 saat kelas 5. Bahkan di akhir masa SD ia meraih peringkat 2. Dan Gulo muda makin termotivasi untuk Go International apalagi dengan role model seorang Adam Malik, Wakil Presiden Indonesia ke-3 dari Sumatera Utara yang sama dengan Gulo. Gulo terinspirasi ketika Adam Malik bisa memimpin persidangan PBB ketika menjadi Ketua Majelis Umum PBB ke-26.

Gulo adalah pendiri The School Project yang fokus pada pendidikan anak SD di daerah Mandailing Natal, Sumatera Utara. Ia ingin anak-anak di sana bisa mendapatkan pendidikan yang layak sehingga bisa meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Menurut Gulo, SD adalah rantai ekonomi, karena ketika lulus dari SD, mereka bisa melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi dan pada waktunya nanti akan berpengaruh terhadap ekonomi. The School Project juga mengadakan program anak asuh. Program ini menyiapkan anak dari SD sampai dengan SMA agar nanti bisa menjadi role model bagi yang lainnya. Sebagai seorang pegawai Kementerian Keuangan tepatnya Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Gulo mengorbankan waktu malam dan weekendnya untuk berkomunikasi dengan tim The School Project. Jadi pekerjaan tidak menghalangi seorang Gulo untuk berkontribusi langsung ke sesama.

Pembicara kedua adalah Maria Harfanti, Miss Indonesia 2015 dan 2nd Runner Up Miss World 2015. Maria menjelaskan tentang masalah-masalah yang terjadi saat ini. Setelah itu ia mengatakan bahwa responsive, be up to date, concern & interest, know better, and benchmarking adalah strategi yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

Maria yang merupakan Duta Gizi JAPFA Foundation ini mengatakan bahwa skala prioritas penting untuk membagi waktu. Ketika ada banyak jadwal, cari yang peran kita paling penting. Ketika sudah melaksanakan tugas dimana peran kita paling penting, barulah laksanakan yang lain. Maria juga memberikan 3 kunci, Passion, Persistence, Sincerity.

Setelah pemaparan dan sesi tanya jawab untuk Gulo dan Maria, seminar ini ditutup dengan penampilan dari Sabdanusa dan Anak-Anak Didik Bambu Pelangi.
Muhammad Rifqi Saifudin
Muhammad Rifqi Saifudin Abdi masyarakat yang senang menangkap momen dalam bentuk cerita. Bisa dihubungi di: - rifqimu@gmail.com - @m_rifqi_s (Instagram) - @mrifqi_s (Twitter)

2 komentar untuk "Seminar Kepemudaan : Hero of Hopes"

  1. wah acaranya bagus banggett, pengen ikut da

    BalasHapus
  2. Gue juga paling seneng bisa menghadiri seminar karena dari situ kita bisa dapat ilmu sebanyak banyaknya dan bertemu dengan orang yang penuh inspirasi. Kita jadi termotivasi deh.. :)

    BalasHapus