Masa Ramadhan yang Terlihat Berbeda Padahal Sama
Banyak hal yang terasa berbeda sejak pandemi. Kebijakan untuk tetap di rumah aja makin membuat perubahan dalam kehidupan sehari-hari. Ibu jadi lebih sering memasak di rumah. Bapak bisa lebih lama bermain dengan anak dan bersua keluarga. Anak-anak tidak sekolah tapi tugas tetap harus dikerjakan. Rumah pun jadi lebih bersih karena ibu punya banyak pasukan untuk menyapu dan merapikan rumah.
Sekarang sudah memasuki bulan Ramadhan, bulan yang suci untuk umat muslim. Puasa adalah ibadah wajib yang dilaksanakan pada masa ini. Biasanya masjid ramai dengan orang memakai baju koko dan mukena yang tarawih dan tadarus, dimana-mana rumah makan tiap magrib penuh sesak. Tahun ini, hal itu tidak ada.
Cuma Luarnya, Bukan Dalamnya
Inti ibadah bukan terletak pada seberapa ramai tempat ibadah. Pandemi ini adalah salah satu cara Tuhan untuk mengingatkan kita bahwa ibadah bisa dilakukan dimana saja. Dari luar memang terlihat berbeda dan sepi, tapi ibadah masih tetap dilakukan di rumah-rumah. Ini artinya dari dalam semuanya tetap sama dan bisa jadi lebih baik. Di tengah berbagai perbedaan mendadak karena situasi, banyak hal positif yang bisa membuat kualitas ibadah kita lebih berkualitas.Tarawih Lebih Khusyuk
Salah satu ibadah yang hanya ada di bulan penuh berkah ini adalah tarawih. Sholat yang dilakukan setelah sholat isya ini sebenarnya bebas dilakukan dimana saja. Tapi budaya membuat kebanyakan orang terbiasa melakukan sholat tarawih di masjid. Pandemi ini memaksa kita untuk melaksanakan tarawih di kediaman masing-masing.Sisi positif dari tarawih di rumah adalah bisa menjadi lebih khusyuk. Kenapa? Ini karena ketika beribadah sendiri atau hanya dengan keluarga inti, suasana akan lebih intim. Walaupun tidak beramai-ramai seperti biasanya, pasti ada nuansa berbeda yang kalau diambil positifnya, akan membawa ibadah kita menjadi tetap berkualitas.
Tadarus Makin Nikmat
Ibadah yang menjadi lebih rajin dilakukan saat Ramadhan adalah tadarus Quran. Apalagi dengan pahala berlipat yang ada di bulan ini, berbagai ibadah termasuk tadarus tentu jadi budaya. Sayangnya tadarus yang biasa dilakukan di masjid dan kadang berbarengan dengan itikaf tidak bisa dilakukan tahun ini. Tadarus hanya dari rumah masing-masing.Di satu sisi memang kebersamaan dengan jamaah lain berkurang. Tapi sisi positifnya, kita bisa lebih bebas dalam tadarus. Kadangkala ketika beribadah sendiri, ada rasa yang berbeda. Kita merasa lebih intim dengan Tuhan.
Sedih memang, awal puasa biasanya aku pulang,, sekarang gbs :(
BalasHapusSemoga keadaan ini cepat berlalu . Amin