Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perjalanan Cinta (Monyet)ku: Masa(lah) Cinta Part 2

Masa-masa fakboi benar-benar berakhir saat sekolah. Tidak seperti masa SMP yang begitu mudah gonta-ganti pasangan, di kuliah perlu komitmen untuk memulai suatu hubungan. Cara-cara untuk menyatakan pun tidak semudah saat SMP. Aku pun sadar bahwa sekarang waktunya untuk menuju jenjang yang serius.

Kisah yang Berlanjut

Setelah gagal di kisah-kisah cinta di Perjalanan Cinta (Monyet)ku: Masa(lah) Cinta Part 1. Aku tidak menyerah. Tapi bukan berarti aku membabi buta. Jiwa-jiwa fakboi masa kuliah bisa kujaga. Paling tidak aku kali ini berprinsip bahwa pacaran bukan suatu tujuan utama. Pendidikan lebih penting. Mencari wanita itu hanya sampingan. Namun kisah cintaku terus berlanjut karena seorang mantan fakboi tentu membutuhkan wanita.

Cerita Akhir Tahun

Kisah mengenai cinta sebenarnya pernah kusampaikan dalam bentuk puisi. Kala itu, kisah cinta satu ini yang mengilhami puisi itu. Aku merasa bahwa semuanya perlu kutumpahkan tapi tidak kepikiran untuk menceritakan semuanya segamblang ini. Kali ini, ada kekuatan yang membuatku merasa kisah ini perlu dibagikan. Paling tidak, ada bagian dalam diriku yang bisa lepas. Memori-memori perlu ditumpahkan. Bisa saja berbagai penyakit psikologis diakibatkan memendam berbagai memori.

Wanita ini adalah salah satu circle-ku. Aku baper ketika dia cerita mengenai masa lalunya. Anak Angkatan kami lain yang dekat dengannya di awal ospek tapi ternyata malah jadian dengan yang lain. Aku merasa ini bisa jadi kesamaan kami. Meskipun kasusnya berbeda. Aku begitu cepat menyatakan padanya. Kala itu aku dibutakan nafsu fakboi. Ia menjawab untuk menunggu, aku ingat saat itu agak memaksa dan ia mengiyakan.

Semuanya berlangsung baik awalnya. Sama seperti layaknya pasangan yang baru jadian, kami ke kampus bersama, pergi ke acara kampus dan mengabadikan foto berdua, menonton film di bioskop. Hubungan ini tidak berlangsung lama. Di akhir tahun, dia mengatakan kalau kisah kami tidak benar. Dia mengira dengan bersamaku bisa melupakan rasanya dengan pria yang meninggalkannya. Nyatanya tidak. Dia masih belum bisa move on. Dia minta maaf dan mengakhiri hubungan. Kejadian itu di akhir Desember.

Bertahan sampai Melepas

Semua kejadian di atas berlangsung saat tingkat awal, rentang waktu semester satu dan dua. Termasuk kisah yang satu ini. Kisah yang mengakhiri masa-masa kasih di awal perkuliahan. Wanita ini pertama kukenal dari teman satu wilayah. Kampusku punya organda alias organisasi daerah yang menyatukan mahasiswa dari satu daerah yang sama. Disinilah aku kenal dengan banyak teman-teman sedaerah. Aku merasa di “rumah” saat dengan mereka karena bisa memakai Bahasa Banjar saat di kelas didominasi orang Jawa.

Wanita ini sebenarnya dekat dengan temanku awalnya. Mereka sering memakai kamar indekos temannya yang ada di samping kamarku untuk modus dengan dalih kerja kelompok. Karena mereka temanku juga, akhirnya berkenalanlah aku dengan wanita ini. Tidak ada rasa awalnya karena dia sudah didekati temanku. Tapi saat sedang berbalas DM di Instagram kami kebablasan. Aku baper. (menurutku) dia pun juga.

Beberapa perjalanan sudah kami lalui, menonton bersama dan saling bertukar pikiran tentang masa depan di tempat makan. Aku sudah merasa yakin dan mengatakan ingin menemui keluarganya walaupun saat itu status kami masih “teman”. Dia lulus lebih dulu. Saat lulus aku masih berusaha walaupun kami di tempat yang berbeda. Satu hari, dia mengatakan untuk menyudahi saja. Aku mengiyakan. Kisah kami tutup. Di kesempatan lain kulihat dia jalan berdua dengan lelaki lain saat sedang mengurus berkas kelulusan. Aku makin mantap untuk pergi. Penuh perjuangan sama seperti kisah di awal masuk kampus dan sama-sama tidak perlu waktu begitu lama untuk move on.

Kisahnya Sampai Kini

Cerita masa kuliah berakhir di sana. Ini adalah kisah masa depan. Adik tingkat yang umurnya sepantaran. Kami berkenalan di satu kepanitiaan kampus. Salah satu awal kedekatan pun karena kepanitiaan itu. Cerita kisah ini masih berlanjut sampai sekarang. Dua tahun kenangan di Bintaro didominasi oleh wanita ini. Luki namanya. Satu-satunya yang kusebut karena kami masih (dan kuharap akan) berlanjut.

Tidak terhitung kenangan kami. Berbagai tempat makan sudah kami coba, begitu pun berbagai jenis teater di berbagai bioskop, banyak mall yang sudah kami jelajahi, tempat hiburan pun sudah beberapa kami cicipi. Sekarang aku sudah lulus dan bekerja. Dia pun juga. Kuharap cerita lanjutan perjalanan cintaku akan dihiasi oleh kisah kasih kami.
Muhammad Rifqi Saifudin
Muhammad Rifqi Saifudin Abdi masyarakat yang senang menangkap momen dalam bentuk cerita. Bisa dihubungi di: - rifqimu@gmail.com - @m_rifqi_s (Instagram) - @mrifqi_s (Twitter)

7 komentar untuk "Perjalanan Cinta (Monyet)ku: Masa(lah) Cinta Part 2"

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Hanya menjadi kenangan ya kak, saling mendoakan adalah cara terbaik dalam hal komunikasi.

    BalasHapus
  3. Wow, saya selalu takjub saat baca atau tahu kisah cinta sepasang kekasih yang dimulai sejak sekolah dan bisa bertahan hingga menikah. Soalnya saya rasa gak gampang mempertahankan cinta monyet menjadi cinta yang dewasa

    BalasHapus
  4. Hanya menjadi kenangan ya kak, saling mendoakan adalah cara terbaik dalam hal komunikasi. Cinta monyet memang menjadi cerita tersendiri dalam hal percintaan. Kadang ada yang berjodoh pula dengan pasangannya, berawal dari cinta monyet.

    BalasHapus
  5. Terus masih menjalin komunikasi ga ka sama sebelum-sebelumnya? Kan banyak ya yang masih tetep komunikasi sama seseorang yang pernah sekat sama dia, alasannya buat silaturahmi. Tapi kalau saya pribadi agak gimana gitu wkwkwwk..

    BalasHapus
  6. Amin, semoga bisa sampai ke cerita anak-anak nya juga yaaa, wuehehe langgeng banget bisa sampai lulus dan bekerjaa.

    BalasHapus
  7. Mas aku baca ini jadi inget cerita cinta monyetku dulu. Ya tapi namanya ga jodoh ya gt hehe... padahal punya perasaan yg sama 😇 semoga langgeng terus yaa

    BalasHapus