Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerita Orang-Orang Biasa

Judul: Orang-Orang Biasa
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit: Bentang Pustaka
Genre: Pendidikan, Kriminal, Kehidupan
Tebal Buku: xii + 300 halaman; 20,5 cm.
Cetakan: Pertama, Maret 2019
ISBN: 978-602-291-524-9

Masih teringat di kepalaku ketika ayah mencari Tetralogi Laskar Pelangi. Di kala hype novel tersebut sudah hilang, ayahku mulai mencari buku tersebut. Ayahku bukan seorang pembaca novel garis keras, tapi beliau berhasilkan menamatkan tetralogy Laskar Pelangi, luar biasa. Sejak saat itu, ayah selalu bertanya kapan Pakcik menerbitkan novel lagi, termasuk setelah menamatkan Sirkus Pohon. Sekarang, pertanyaan ayah terjawab.

Cerita Novelnya

Orang-Orang Biasa (OOB) berlatar di Belantik, sebuah wilayah yang minim bahkan hampir tidak ada kriminal. Kisah diawali dengan 10 anak SD (Dinah, Debut, Handai, Salud, Sobri, Tohirin, Honorun, Rusip, Nihe, Junilah) yang menjadi penghuni bangku belakang karena kebodohannya. Masing-masing dengan karakter berbeda tapi memiliki kesamaan: bodoh dan sengsara.

Cerita berlanjut ketika sekawanan ini sudah dewasa. Tidak ada yang berubah dari mereka, nasib sial dan hidup sengsara tetap setia menemani. Di sisi lain, siswa yang dulu menindas mereka saat sekolah, trio Bastardin, Jamin, dan Tarib dan duo Boron&Bandar, sekarang menjadi semakin sukses. Kecil superior, besar dinaungi kebahagiaan.

Di suatu tempat lain di Belantik, ada seorang Inspektur (Rojali) yang bercita-cita menjadi pahlawan. Shakh Rukh Khan adalah idolanya. Sayangnya, Belantik bukan tempat yang bisa mewujudkan impian polisi ini. Jangankan kejahatan besar macam perampokan, maling ayam saja tidak ada.

Semuanya berubah ketika 10 Sekawan memutuskan untuk melakukan perampokan bank di tempat yang aman, damai, tentram, sentosa ini. Apakah 10 Sekawan berhasil melancarkan aksinya? Kenapa mereka merampok Bank? Bagaimana Inspektur mengatasi kasus ini?

Review

Kalau berbicara mengenai teknik, Andrea Hirata tentunya tidak perlu diragukan lagi. Setelah sempat ‘menyerah’ membaca novel dengan diksi yang membuatku bolak-balik membuka KBBI Daring, novel ini mampu memulihkan tenaga. Novel-novel Andrea Hirata selalu ‘renyah’ untuk dibaca.

Bagian-bagian awal terasa lambat, mungkin dikarenakan banyaknya tokoh yang diceritakan. Ciri khas Andrea Hirata adalah menggambarkan setiap tokohnya dengan detail dan membuat kita bisa merasa ‘kenal’ dengan tokoh tersebut. Bukan hanya karakter utama, karakter pendukung pun dikupas dengan pas dan tuntas.

Tidak seperti novel-novel sebelumnya, OOB terasa lebih ‘modern’. Selain penggunaan Bahasa daerah yang sedikit, istilah-istilah masa kini seperti internet dan selfie juga dipergunakan di sini. Salah satu hal yang menarik membaca sesuatu yang baru dari Andrea Hirata.

Hal menarik lainnya adalah adanya plot twist. Sepertinya ini kali pertama Andrea Hirata membuat pembaca ‘terkejut’ dengan akhir ceritanya. Cerita yang awalnya terasa lambat tiba-tiba langsung bergerak cepat, layaknya cerita kriminal, pembaca dibuat deg-degan dari tengah sampai akhir. Akhirnya, sebuah twist menjadi penutup dari kisah Orang-Orang Biasa.

Walaupun memiliki plot twist, ada beberapa hal yang kurang dijelaskan di sini. Menurutku, Andrea Hirata tergesa-gesa mengakhiri cerita. Ibarat menonton film, para tokoh dijelaskan dengan gamblang sampai penonton hafal tingkah laku mereka. Namun ketika sampai pada konflik, cerita diakhiri dengan begitu saja.

Terlepas dari kekurangan tersebut, Orang-Orang Biasa sangat layak untuk dibaca. Banyak pesan yang terselip di dalamnya. Ada Inspektur Rojali yang lebih lurus dari marka jalan, menggambarkan polisi impian semua masyarakat. Sepuluh sekawan dan para penindas yang menggambarkan kehidupan masyarakat kelas bawah dan atas, baik kehidupan secara umum maupun kualitas pendidikan.

Orang-Orang Biasa mampu membuat pembaca terkejut dengan akhir cerita. Mungkin karena bukan ditujukan untuk sepenuhnya sebagai novel kriminal, Andrea Hirata tidak menjelaskan detail kriminal itu sendiri di akhir cerita. Sebagai sebuah karya dari seorang Andrea Hirata, buku ini wajib kalian baca.
Muhammad Rifqi Saifudin
Muhammad Rifqi Saifudin Abdi masyarakat yang senang menangkap momen dalam bentuk cerita. Bisa dihubungi di: - rifqimu@gmail.com - @m_rifqi_s (Instagram) - @mrifqi_s (Twitter)

Posting Komentar untuk "Cerita Orang-Orang Biasa"