Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pentingnya Decluttering di Kehidupan Virtual

Aku adalah seorang pegawai sekaligus mahasiswa. Dunia pekerjaanku banyak berkutat dengan administrasi dan persuratan. Instansiku sudah menerapkan digitalisasi di berbagai aspek sehingga berkas pada meja tidak terlalu banyak, bahasa kerennya paperless. Tapi meja yang bersih bukan berarti komputernya juga “bersih”. Kesemrawutan justru berpindah ke layar komputer.

Instansiku memiliki aplikasi persuratan sendiri yang digunakan untuk mengirim berbagai surat kedinasan kepada seluruh pegawai. Kalau dulu meja kerja banyak terlihat tumpukan surat, kali ini tumpukan surat ada di meja virtual. 

Awal-awal bekerja, aku sempat kewalahan menghadapi banyaknya surat-surat ini. Seiring berjalannya waktu ternyata ada fitur tag pada menu arsip sehingga surat-surat yang sudah kubaca dan tidak perlu ada follow up lebih lanjut akan kumasukkan ke arsip dengan tag, sehingga ketika suatu saat perlu lagi mudah dicari. 

Tidak hanya meja virtual persuratan yang aku lakukan decluttering, berkas di komputer juga. Decluttering merupakan kegiatan menyortir barang agar ruangan terlihat rapi. Era digital membuat decluttering tidak hanya berkaitan dengan barang fisik, barang-barang virtual juga termasuk. 

Tadi sudah kubilang selain pegawai, aku juga seorang mahasiswa di Binus Online Learning (BOL). Perkuliahan kujalani daring sehingga sekali lagi tidak berkas fisik dan semua tugas dikirim fail ke Learning Management System (LMS) BOL. Begitu pula dengan materi perkuliahan, kebanyakan fail dan video walaupun buku fisik juga bisa dikirim ke tempat tinggal melalui pengiriman. 

Ini membuat satu folder selalu penuh dengan berbagai fail baik dari tugas kuliah, pekerjaan, maupun urusan pribadi. Aku sudah punya folder tersendiri untuk pekerjaan, tapi kadangkala tidak sempat untuk disortir, hanya memasukkan semua fail di folder tersebut. 

Rasanya tiap melihati folder dengan isi penuh, kepala jadi ikut penuh. Belum lagi saat mencari satu fail sangat sulit, ada banyak fail dan namanya terkadang tidak memiliki kata kunci tertentu. Kali ini aku melakukan decluttering folder pekerjaan, ini tampilan awal. 

Memang terlihat sudah ada beberapa folder dengan kata kunci spesifik. Tapi masih banyak juga fail yang berada di luar tidak bertuan. Kalau dibiarkan ini pasti akan terus beranakpinak sampai tiba-tiba penuh dengan fail tanpa kategori. Jadi sebelum hal itu terjadi, akan aku sortir agar menjadi lebih rapi. Ini hasilnya. 

Sekarang tampilannya lebih rapi. Menarik ternyata melakukan decluttering, baru sadar ternyata ada beberapa fail yang sama tapi dengan nama yang berbeda. Ada pula yang ternyata fail-nya sudah ada di folder tapi malah ada juga di tempat lain. Beberapa fail lain malah sudah tidak dipakai lagi sehingga aku hapus. 

Decluttering merupakan hal yang harus dilakukan rutin. Bukan hanya pada barang fisik, tapi juga barang virtual. Manfaatnya adalah saat kita mencari suatu barang akan lebih mudah. Saat kegiatan decluttering ada kemungkinan kita menemukan hal-hal menarik, berbagai kenangan yang terlupa mungkin, atau kejadian lucu yang berada pada suatu fail. 

Tentunya manfaat yang tak kalah berguna adalah melapangkan kinerja gawai. Sebagus apapun gawai yang dipakai, ketika ruang penyimpanannya banyak terpakai tentunya performa akan berpengaruh. Decluttering adalah cara untuk mempercepat performa gawai, bisa jadi ternyata banyak fail duplikat atau fail yang sudah tidak diperlukan lagi. Jadi, kapan mau decluttering? Yuk cerita di kolom komentar rencana decluttering kalian atau pengalaman menarik ketika melakukan decluttering!

Muhammad Rifqi Saifudin
Muhammad Rifqi Saifudin Abdi masyarakat yang senang menangkap momen dalam bentuk cerita. Bisa dihubungi di: - rifqimu@gmail.com - @m_rifqi_s (Instagram) - @mrifqi_s (Twitter)

1 komentar untuk "Pentingnya Decluttering di Kehidupan Virtual"

  1. aku juga baru pindahan jadi sekalian decluttering, ternyata bisa untuk terapi dan menghemat ruang ya :D

    BalasHapus