Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pendidikan di Tanah Papua

Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi Pendidikan. Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan Pendidikan. Tapi nyatanya masih banyak yang belum mendapatkan akses Pendidikan, salah satunya bagi peserta Didik di wilayah 3T (terdepan, tertinggal, dan terluar). 

Bhrisco Jordy Dudi Padatu adalah pemuda yang punya gagasan untuk mendapatkan akses bagi siswa di wilayah 3T tepatnya untuk anak-anak Papua. Jordy adalah pendiri komunitas anak muda berbasis proyek bernama Papua Future Project yang memiliki fokus untuk mengenalkan literasi dan memberikan bimbingan belajar kepada anak-anak Papua. 

Pendidikan Dasar untuk Indonesia lebih Besar

Anak-anak adalah calon generasi penerus bangsa. Indonesia sudah mulai memasuki masa bonus demografi, anak-anak di generasi sekarang akan turut ambil bagian di Indonesia Emas 2045. Ambil contoh anak-anak SD dengan umur 7 tahun maka pada 2045 akan berumur 29 tahun. Umur yang harusnya menjadikan mereka berada pada masa-masa produktif yang siap untuk meneruskan Pembangunan yang sedang disiapkan anak muda masa sekarang. 

Pendidikan yang baik akan berperan untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik untuk menjadi negara besar. Tidak hanya berfokus pada generasi muda sekarang yang akan menjadi pemimpin bangsa di 2045, anak-anak yang akan menjadi penerus mereka pun perlu untuk diperhatikan agar tongkat estafet selanjutnya tetap dapat dipegang erat dengan komitmen dan jaminan masa depan cerah. Jordy melalui Papua Future Project berusaha untuk membantu mewujudkan hal tersebut. 

Misi Literasi dan Edukasi 

Jordy kecil tumbuh di tanah Papua Barat dengan berbagai keterbatasan Pendidikan mulai dari SD hingga SMA. Saat ia melanjutkan ke perguruan tinggi di Jakarta sampai kembali lagi ke Papua, keterbatasan masih saja menjadi kendala.

Ketimpangan yang dirasakan makin terasa bila membandingkan Pendidikan kota dan desa, mulai dari terbatasnya akses belajar, kurangnya tenaga pendidikan yang berkualitas, ketidakhadiran lembaga pendidikan, hingga angka buta huruf yang sangat tinggi. inilah yang menjadikan tekad Jordy untuk mengemban misi untuk meningkatkan literasi dan Edukasi di tanah Papua, salah satunya Pulau Mansiman.

Mansiman berada sekitar enam kilometer dari Kabupaten Manokwari. Pulau ini memiliki pesona alam perbukitan, pantai, hingga pemandangan alam bawah laut yang masih sangat alami dan menawan. Mansiman juga merupakan pariwisata umat kristen protestan di Papua Barat yang punya banyak Sejarah dan panorama indah. Di sisi lain, masih banyak anak SMP di daerah ini yang belum dapat menulis nama mereka sendiri. 

Every Child Matters 

Ini adalah moto dari Papua Future Project. Kegiatan ini ingin menghadirkan enghadirkan akses pendidikan dan kesehatan untuk anak-anak di Papua secara inklusif melalui program bimbingan belajar yang diadakan seminggu sekali secara sukarela tanpa bayaran sepeser pun. Materi yang diajarkan Papua Future Project tidak hanya berhitung, membaca, dan menulis, tetapi juga memberikan pendidikan kesehatan, lingkungan, pengembangan diri, hingga dampak perubahan iklim. Ini karena Jordy dan teman-teman relawan meyakini untuk mengajarkan hal-hal konstektual yang dibutuhkan oleh anak-anak di kehidupan sehari-hari. Integrasi nilai adat dan kegiatan bermain menciptakan suasana menyenangkan agar anak-anak tidak terbebani ketika belajar. 

Metode pembelajaran yang dikembangkan Papua Future Project adalah asynchronous learning method. Para pengajar akan merekam materi Pelajaran lalu bersama-sama ditonton anak-anak ketika proses belajar mengajar. Ini membuat siapapun dapat ikut berkolaborasi untuk mengajar di Papua sekalipun tidak dapat hadir secara fisik. Kendala jaringan pun tidak akan terjadi karena ada sukarelawan langsung di lokasi yang akan mengajar secara langsung. 

Tidak Hanya Pendidikan 

Papua Future Project yang berfokus di Pendidikan tidak menutup mata untuk turut berkontribusi bagi kesejahteraan Papua secara umum. Misalnya ketika mereka bekerjasama dengan Unicef ikut dalam sosialiasi mengenai imunisasi. 

Saat pandemi, banyak warga Papua yang takut untuk vaksinasi. Ini berimbas kepada berbagai pemberian fasilitas kesehatan lain seperti imunisasi yang pada dasarnya adalah vaksin. Papua Future Project ingin menyadarkan Masyarakat bahwa imunisasi hadir untuk memberikan perlindungan kepada anak-anak Papua. Walaupun tidak berkaitan dengan Pendidikan, tentunya kesehatan bagi anak-anak sangat berpengaruh pada perkembangan anak yang beririsan dengan Pendidikan. 

Ada banyak cara untuk implementasi UUD Pasal 31 Ayat (1), Jordy sudah melakukannya melalui Papua Future Project. Hingga saat ini, sudah ada 13 kampung dan 700 anak yang merasakan dampak positif dari program Papua Future Project di Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya dengan melibatkan 250 relawan dan pemuda dari seluruh Indonesia untuk bergabung, baik secara langsung maupun daring. Kontribusi ini membawa apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards tahun 2022 Bidang Pendidikan dari Astra. 

Mari kita mencari ide-ide menarik untuk menjadi seperti Jordy. Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan. Mulai saja dari kegiatan sehari-hari di sekitar rumah untuk membantu anak-anak sekitar agar bisa mendapatkan ilmu.

Muhammad Rifqi Saifudin
Muhammad Rifqi Saifudin Abdi masyarakat yang senang menangkap momen dalam bentuk cerita. Bisa dihubungi di: - rifqimu@gmail.com - @m_rifqi_s (Instagram) - @mrifqi_s (Twitter)

Posting Komentar untuk "Pendidikan di Tanah Papua"