Dasar Munafik
“Eh, ibu Mawar lewat,” celetukku ketika aku, Wawan, dan Citak sedang duduk di luar. Citak langsung melihat sekeliling, “siapa yang berani ngajak salaman?”
Citak berdiri dari kuris yang didudukinya di depan kelas, “Aku,” jawabnya dengan gagah, diliriknya Wawan, “kau ikut gak?”
Wawan menoleh, “Aku?” Citak mengangguk. Wawan mengubah posisi duduknya, “Ah, gak level sama begituan, kalian saja.”
“Yakin?” tanyaku. Wawan mengangguk, aku menoleh Citak, “Kalau begitu kita saja,” Citak mengangguk.
“Ceritanya kita ngobrol,” kata Citak saat ibu Mawar sudah dekat, aku berhadapan dengan Citak berdiri, tangan kami sudah siap, Wawan dengan santai masih duduk di kursi.
Saat beliau sudah dekat dengan kelas kami, aku dan Citak baru mau menyalami, tiba-tiba, “Astagfirullah,” ibu Mawar tersentak saat Wawan menyalami beliau, ia dengan cekatan berdiri dari kursi dan mendahului kami, setelah itu baru aku dan Citak menyalami, “ibu sampai kaget,” kata beliau setelah kami bersalaman. Kami bertiga cuma nyengir.
“Dasar munafik,” kataku sambil menjitak kepala Wawan. Ia hanya tertawa.
Citak berdiri dari kuris yang didudukinya di depan kelas, “Aku,” jawabnya dengan gagah, diliriknya Wawan, “kau ikut gak?”
Wawan menoleh, “Aku?” Citak mengangguk. Wawan mengubah posisi duduknya, “Ah, gak level sama begituan, kalian saja.”
“Yakin?” tanyaku. Wawan mengangguk, aku menoleh Citak, “Kalau begitu kita saja,” Citak mengangguk.
“Ceritanya kita ngobrol,” kata Citak saat ibu Mawar sudah dekat, aku berhadapan dengan Citak berdiri, tangan kami sudah siap, Wawan dengan santai masih duduk di kursi.
Saat beliau sudah dekat dengan kelas kami, aku dan Citak baru mau menyalami, tiba-tiba, “Astagfirullah,” ibu Mawar tersentak saat Wawan menyalami beliau, ia dengan cekatan berdiri dari kursi dan mendahului kami, setelah itu baru aku dan Citak menyalami, “ibu sampai kaget,” kata beliau setelah kami bersalaman. Kami bertiga cuma nyengir.
“Dasar munafik,” kataku sambil menjitak kepala Wawan. Ia hanya tertawa.
Haha... lain kali jgn sampe keduluan bro... ternyata ada udang di balik batu...
BalasHapuswkwk, ceritanya simple, tapi endingnya nendang banget, keren..
BalasHapusSi Wawan jadi man of the matchnya :)
Gurunya cantik nggak gan?
BalasHapus#malahnanyaguru....
Ternyata postingan ini adalah cerita singkat. Si wawan muna banget ya.. :D
BalasHapusHahaha itu si wawan kayanya bukan munafik dia cuma negrjain kalian berdua, atau pura-pura gak mau, atau malah malu-malu.
BalasHapusbu mawarnya cantik atau killer sih ?
nggak usah banyak cingcong, lakuin aja. gitu kali ya yg ada dipikiran wawan? :)
BalasHapusSempet gak ngerti harus komentar apaan, ki.
BalasHapusRingkes banget postnya. :D Maafkan gue yang tak sempurna ini. Yang lemah akan waktu, lunglai akan keadaan. Dan pasrah di tangan TUHAN.
Pesan moralnya joss!!! Ibarat gue, tek-tek-tek. Penekanannya bagus, ki. Meskipun ceritanya singkat. Meskipun gue awalnya bingung. Tapi tak apalah. gue udah ngerti sekarang.
Hal pertama yang gue pikirkan abis baca "Hah segitu doang" haha
BalasHapusBtw, wawan ini tipe orang yang Talk less do more ya
Si Wawan ini tipe orang yang sukak ngagetin yak. Pacalna pasti seneng :P
BalasHapusHaha..., Entah kenapa aku pengen kenal sama si Wawan ini. Bukan munafik kalau kataku, tapi dianya usil. Bilang nggak tau-tau dia duluan.
BalasHapusEh, tapi aku jadi gagal paham sambil nerka-nerka. Kenapa pada dulu-duluan salamin Ibu Mawar sih? Kenapa? Cantik? Terus, untungnya mereka salaman duluan itu apa? Nahloo...
Mungkin ini temanya siapa cepat dia dapat kali yah?
BalasHapusPasti gurunya cantik nih :p
BalasHapusKenapa pada rebutan salaman? Enggak ciuman? Entahlah, hanya kalian dan Tuhan yang tau. Aku juga pengen tau sih, tapi kalo nggak mau ngasih tau juga nggak papa kok, aku masih tetep suka kamu. *ini apaan sumpah
BalasHapusWawan ini orang yang perlu diwapadai. Biasanya orang seperti itu lebih bisa memanfaatkan kesempatan. Seprti cerita diatas, dia nggak banyak ngomong tapi dia bisa duluan nyalamin gurunya.
awalnya sih agak gk ngerti yaa tapi di endingnya ternyata ada yg kena tipu oleh sih wawan,. awas tuh kalo punya temen kyag gitu, bisa2 loe sering diserobot mulu..
BalasHapusGue bingung bro mau komen apa. Terlalu singkat menurut gue ceritanya. Awalnya gue bingung. Tapi, setelah saya berobat ke Klinik Tang Fung, saya jadi tidak bingung. Makasib Klinik Tang Fung. #APASEH
BalasHapusTapi, walaupun singkat, ceritanya bagus kok. Pesannya pasti jadi orang jangan munafik. Iya kan?
Ya ampun ki, singkat banget ceritanya. Dijelasin sekalian donk. siapa itu Bu Mawar. Kok acara salaman itu jadi penting.
BalasHapusDalam pikiran wawan, sekian detik dia mengubah pikiran atau di awal itu emang udah mau mendahului kalian.
Kayak lomba makan kerupuk itu loh. Katanya gak minat, eh tau-taunya ngabisin satu toples. :v
wkwwkk salamannya keduluan sama wawan.. tapi aku akui ini seperti flash fiction yang keren. temanya unik, tentang salaman. tema yang anti mainstream. aku sudah faham bahwa tokoh bu mawar ini adalah guru di sekolah. :D dan menurutku ini flash fiction yang keren. meski berdasarkan dari kisah nyata tapi model tulisannya unik. :D
BalasHapus