Belajar Filsafat melalui Dunia Sophie
Filosofi adalah dunia yang menarik untuk diikuti. Membaca Madilog tanpa ada dasar tentu hanya akan menenggelamkanmu dalam dunia filsof yang tidak ada ujungnya tanpa bisa naik ke permukaan. Lebih banyak sakit kepala daripada bisa memahami. Satu halaman saja pasti akan membuatmu merasa hidup ini berat. Tapi itu tidak berlaku di buku Dunia Sophie.
Sophie, seorang anak yang akan berusia limabelas tahun menemukan surat aneh di kotak surat. Surat-surat lain berdatangan setelahnya. Perjalanannya mengarungi filsafat dimulai sejak itu. Cerita Sophie memang cocok untuk dibaca mengawali Filsafat. Walaupun tokoh utama dalam kisah ini adalah anak kecil, bukan berarti ini buku yang cocok untuk anak-anak. Buku ini tepat ditunjukan bagi pemula yang ingin belajar filsafat. Orang yang merasa masih anak-anak dalam pelajaran filsafat.
Menariknya novel ini adalah pembaca diajak untuk naik level sedikit demi sedikit dalam hal filsafat di buku ini. Cerita dimulai dengan kisah biasa. Surat aneh yang datang ke rumah seorang anak yang berisi pelajaran-pelajaran filsafat. Semuanya masih begitu “normal”, hanya ada beberapa keajaiban yang bagi orang dewasa itu biasa saja.
Isi surat-suratnyalah yang pelan-pelan memberikan ajaran kepada pembaca untuk masuk ke dunia filsafat. Sama seperti di kelas. Pembaca diibaratkan murid yang baru masuk. Guru akan mencekcoki dengan berbagai pelajaran dibarengi latihan-latihan kecil. Saat dirasa murid sudah bisa memahami materi, barulah guru tidak sekadar memberikan materi, tapi juga diskusi.
Novel memang satu arah, kita diperlihatkan kisah-kisah melalui tulisan. Tapi Dunia Sophie tidak sesederhana itu. Makin kita mendalami pelajaran filsafat, pembaca diajak ikut berkelana. Bukan sekadar memberikan materi, penulis mengajak diskusi lewat novel yang terlihat satu arah, padahal tidak.
Bagi pembaca Dunia Sophie, sangat disarankan untuk memahami semua materi filsafat yang diajar, terutama dasar-dasar yang ditanamkan di awal. Ini akan membantu agar lebih mudah dalam berdiskusi bersama Sophie dan Alberto di perjalanan-perjalanan menakjubkan mereka.
Novel ini berat, baik isinya maupun bobot luarnya. Tapi bagi murid filsafat, ini adalah buku paling ringan bila dibandingkan berbagai buku filsafat lain, seperti Manifesto Komunis atau Madilog. Bagi yang memang tidak ingin belajar filsafat, buku ini bukan untuk kalian. Hanya murid-murid yang memang serius filsafat dan penasaran dengan menakjubkannya dunia para filsuf yang akan kuat membaca buku ini.
Novel ini kelahiran 1991, mungkin waktu yang lama dibandingkan sekarang 2020. Pun kebudayaan yang ada juga Norwegia yang jauh sekali dari Indonesia. Perbedaan budaya mungkin terlihat sangat jelas. Beberapa hal mungkin tidak sesuai dengan kondisi sekarang. Tapi yang terpenting adalah Dunia Sophie ingin mengajarkan pondasi dari filsafat. Bekal awal bagi umat manusia untuk memahami filsafat lebih dalam. Modal agar otak mampu diajak bekerjasama untuk berdiskusi dengan buku-buku filsafat lain yang lebih berat. Buku yang berisi filsuf, bukan anak yang akan berulangtahun ke limabelas.
Buku ini sebenarnya bisa semenarik karya Andrea Hirata andai tak disusupi materi filsafat yang seabrek. Tapi apa daya memang buku ini adalah pelajaran filsafat. Pembaca akan diajak istirahat sejenak ketika melihat beberapa sketsa para filsuf terkenal yang sedang dibahas. Setidaknya saat nanti melihat meme, kita tau siapa beliau dan makna tersembunyi dari jokes-jokes berat.
Buku ini tidak untuk dibaca ketika sedang disela-sela kesibukan, bukan buku ringan yang bisa sambil lalu. Ini adalah buku pelajaran yang harus dipahami untuk bisa dimengerti. Cukup mudah mengambil intisari asalkan benar-benar meresapi tanpa adanya gangguan disana-sini.
Sophie, seorang anak yang akan berusia limabelas tahun menemukan surat aneh di kotak surat. Surat-surat lain berdatangan setelahnya. Perjalanannya mengarungi filsafat dimulai sejak itu. Cerita Sophie memang cocok untuk dibaca mengawali Filsafat. Walaupun tokoh utama dalam kisah ini adalah anak kecil, bukan berarti ini buku yang cocok untuk anak-anak. Buku ini tepat ditunjukan bagi pemula yang ingin belajar filsafat. Orang yang merasa masih anak-anak dalam pelajaran filsafat.
Menariknya novel ini adalah pembaca diajak untuk naik level sedikit demi sedikit dalam hal filsafat di buku ini. Cerita dimulai dengan kisah biasa. Surat aneh yang datang ke rumah seorang anak yang berisi pelajaran-pelajaran filsafat. Semuanya masih begitu “normal”, hanya ada beberapa keajaiban yang bagi orang dewasa itu biasa saja.
Isi surat-suratnyalah yang pelan-pelan memberikan ajaran kepada pembaca untuk masuk ke dunia filsafat. Sama seperti di kelas. Pembaca diibaratkan murid yang baru masuk. Guru akan mencekcoki dengan berbagai pelajaran dibarengi latihan-latihan kecil. Saat dirasa murid sudah bisa memahami materi, barulah guru tidak sekadar memberikan materi, tapi juga diskusi.
Novel memang satu arah, kita diperlihatkan kisah-kisah melalui tulisan. Tapi Dunia Sophie tidak sesederhana itu. Makin kita mendalami pelajaran filsafat, pembaca diajak ikut berkelana. Bukan sekadar memberikan materi, penulis mengajak diskusi lewat novel yang terlihat satu arah, padahal tidak.
Bagi pembaca Dunia Sophie, sangat disarankan untuk memahami semua materi filsafat yang diajar, terutama dasar-dasar yang ditanamkan di awal. Ini akan membantu agar lebih mudah dalam berdiskusi bersama Sophie dan Alberto di perjalanan-perjalanan menakjubkan mereka.
Novel ini berat, baik isinya maupun bobot luarnya. Tapi bagi murid filsafat, ini adalah buku paling ringan bila dibandingkan berbagai buku filsafat lain, seperti Manifesto Komunis atau Madilog. Bagi yang memang tidak ingin belajar filsafat, buku ini bukan untuk kalian. Hanya murid-murid yang memang serius filsafat dan penasaran dengan menakjubkannya dunia para filsuf yang akan kuat membaca buku ini.
Novel ini kelahiran 1991, mungkin waktu yang lama dibandingkan sekarang 2020. Pun kebudayaan yang ada juga Norwegia yang jauh sekali dari Indonesia. Perbedaan budaya mungkin terlihat sangat jelas. Beberapa hal mungkin tidak sesuai dengan kondisi sekarang. Tapi yang terpenting adalah Dunia Sophie ingin mengajarkan pondasi dari filsafat. Bekal awal bagi umat manusia untuk memahami filsafat lebih dalam. Modal agar otak mampu diajak bekerjasama untuk berdiskusi dengan buku-buku filsafat lain yang lebih berat. Buku yang berisi filsuf, bukan anak yang akan berulangtahun ke limabelas.
Buku ini sebenarnya bisa semenarik karya Andrea Hirata andai tak disusupi materi filsafat yang seabrek. Tapi apa daya memang buku ini adalah pelajaran filsafat. Pembaca akan diajak istirahat sejenak ketika melihat beberapa sketsa para filsuf terkenal yang sedang dibahas. Setidaknya saat nanti melihat meme, kita tau siapa beliau dan makna tersembunyi dari jokes-jokes berat.
Buku ini tidak untuk dibaca ketika sedang disela-sela kesibukan, bukan buku ringan yang bisa sambil lalu. Ini adalah buku pelajaran yang harus dipahami untuk bisa dimengerti. Cukup mudah mengambil intisari asalkan benar-benar meresapi tanpa adanya gangguan disana-sini.
Penasaran mau baca kalau memang ringan, walau anak kehutanan yang lagi selingkuh di farmasi, tetapi pengen tau juga filsafat..
BalasHapusRingan bagi seorang murid filsafat, tapi tidak bagi orang yang awam ilmu filsafat seperti saya. Apakah orang awam akan mengerti bacaan semacam buku Sophie ini Mas?
BalasHapusNice sharing...
Wah, bagi orang filsafat buku ini ringan yaaa hehe
BalasHapusTp kadang tertanam kl filsafat tu berat, padahal banyak juga buku fisafat yg asik di baca hihi
Wah, bukunya menarik. Tapi kalau banyak hal-hal filsafat di dalamnya bisa bolak balik baca ini baru paham, hehehe.
BalasHapusBuku ini selalu direkomendasikan oleh salah satu dosen mata kuliah dasar untuk dibaca. Padahal saya bukan jurusan filsafat. Bener, untuk bacaan filsafat, Dunia Sophie ini termasuk ringan kalau dibandingkan dengan yang lain.
BalasHapusSurat2 yang berdatangan itu mengingatkanpada harry potter di awal2 episode ehhe.
BalasHapusBtw kyaknya novelnya sangat menarik, apalagi tentang filsfat. Jujur saya belum pernah mbaca novel dengan tema seperti itu. Tapi mengingat otak saya yang sederhana, kayaknya saya mundur teratur deh hehe
Aku masih belum bisa nyambung membaca buku tema filasaf. Mungkin karena memang kurang menyukai genre ini. But makasih banget infonya. ^^
BalasHapusWaktu mahasiswa dulu saya pernah membedah Madilog-nya Tan Malaka, wuihh emang beraat ahaha... Hmm Dunia Sophie ya, pernah denger tp blom sempet2 beli, Makasih yaa Bang Rifqi
BalasHapuswah keren nih buku btw sy tertarik dengan filsafat sejak SMP dimata sy kajian filsafat menarik karena selalu ada kedalaman makna atas sebuah peristiwa bukan menyajikan dogma semata apalagi hanya "katanya" dan arti letterlek semata seperti tafsir pd umumnya..sip kak ku cari bukunya..
BalasHapusberat ya kak? Hihihi mundur teratur kalau gitu. Bacaan ringan saja saya tetkadang harus mengulangi agar mengerti apalagi ini yang ada unsure filsupnya. Terimakasih infonya kak,
BalasHapuspercaya ga dosenku juga merekomendasikan ini pas matkul filsafat penelitian, tp smp skrg aku blm pernah baca hihi
BalasHapusEh, Mas Rifqi baca ini juga? Hehehe. Saya punya ini bukunya di rumah dan sudah baca tahun berapa itu, saya malah udah lupa. Buku saya covernya bukan yang ini. Edisi cetakan lama kali ya. Bagus ini bukunya, recommended banget. Buku-buku Mizan emang kece.
BalasHapusBuku jadul ini mas... saya bacanya ada kali 12 tahun lalu tapi memang berkesan... belajar filsafat yang dikemas ringan dan menarik
BalasHapusDunia filsafat sejak dulu memang membuat saya tertarik untuk mendalaminya, namun katanya harus berhati-hati agar tidak salah dalam pemahaman. Buku yang menarik untuk dibaca, semoga kapan-kapan bisa baca buku ini. Makasih k udah kasih referensi buku ini.
BalasHapusMenarik ya. Buku filsafat tapi tokohnya remaja. Kalau liat judulnya malah dikira teenlit, padahal filsafat. Makanya dijelasin di cover gitu mungkin ya. Tua amat nih buku tahun 1991
BalasHapusKatanya ini buku paling filsafat ringan. Nyatanya saya gak sampai 10 halaman di awal. Nggak kuat bacanya. Hehe..
BalasHapusjangan-jangan baca buku ini hidup saya semakin berat. hidup saya sudah cukup berat. he he.. tapi sekali-kali memang harus baca yg berat2, biar tau bedanya bacaan ringan dan berat.
BalasHapusSaya ingat teman kuliah S1 saya dulu, perempuan, mengasih tunjuk novel ini, katanya menarik karena tentang filsafat, tapi saya pribadi belum pernah membacanya.
BalasHapusBuku yg sudah lama masuk incaran, lumayan sih utk menambah wawasan dlm dunia filsafat. Sepertinya seru, jd makin pingin beli
BalasHapusSering dengar buku Dunia Sophie. Sampai tadi saya masih mengira ini buku anak-anak. Setelah baca artikel ini, jadi tahu bahwa buku ini berat.
BalasHapusPenasaran juga nih jadi pengen baca seluruhnya. Lumayan buat menambah keilmuan di dunia filsafat.
BalasHapusbaca buku ini kayaanya harus dikondisi yang fit, badan seger, dan fokus 100% ya kak, bukan yang bisa disambi2 ,, harus mikir klo urusannya filsafat tuh hihi
BalasHapusWaktu kuliah dulu ada ilmu filsafat. Kedaleman belajarnya..nyari akarnya akar..jadi pusing.hehee
BalasHapusIni buku yang direkomendasikan dosen untuk bahan kuliah komunikasi psikologi. Jadi buku ini bukan hanya menjadi bahan ajar ilmu filsafat aja... Ah, tapi waktu iturasanya saya belum selesai bacanya... Meski novel tapi berat...
BalasHapusWuah ..pasti berat ini bacaannya...untuk saya yang penyuka bacaan yang ringan dan lucu, buku filsafat pasti bikin dahi saya berkerut2...tapi untuk nambah wawasan sptnya boleh nih dicoba
BalasHapusUwo, novel dengan filsafat di dalamnya. Sepertinya novel ini tidak untuk dibaca putus-putus dan nyaman dibaca saat sendirian dan "me time".
BalasHapusBelajar filsafat dengan novel menarik juga. Penasaran pengen baca, seperti apakah filsafatnya. Masihkah berat bagi orang awam?
BalasHapusjadi penasaran sama bukunya. bagaimana penulis bisa mengajak diskusi tentang filsafat kepada pembacanya dan membuat cerita ini tidak satu arah lagi. keren
BalasHapusSaya sudah khatam 5 kali baca buku ini. Awal kita saat membacanya pasti bingung. Namun, setelah berkali-kali baru kita akan memahami isinya. Itu pengalaman saya saat membaca dunia shopie.
BalasHapus